RajaKomen

Sadarlah Koreksi Kesalahan Pada Diri Sendiri

25 Jun 2020  |  1401xDitulis oleh : Admin
Sadarlah Koreksi Kesalahan Pada Diri Sendiri

Ada sebuah pribahasa yang mengatakan, galaj dipelupuk mata tidak terlihat tapi semut di sebrang lautan nampak jelas kelihatan. Itulah pribahasa yang mengungkapkan watak seseorang yang suka mencari cari kesalahan orang lain walapun kesalahan itu kecil, tetapi dia tidak pernah atau memang sengaja melupakan diri terhadapkesalahan diri sendiri dan tidak mau mengakui kalau dirinya itu juga punya kesalahan.

Perbuatan itu sungguh tidak terpuji dan sangat di larang oleh agama, seperti yang difirmankan Allah dalam Alqur’an surat Al Hujorot ayat 12, yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, seseungguhnya sebagian dari prasangka ituadalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain,dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha menerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

Maka dari itu kita sebagai umat muslim yang bertakwa, harusnya kita selalu rajin mengoreksi diri sendiri sebelum mengoreksi orang lain, dan membersihkan air atau kesalahan-kesalahan yang terjadi pada diri sendiri. Selalu berusahalah dengan berbagai cara untuk mengekang hawa nafsu. Karena sesungguhnya kesalahan itu terjadi karena kita sering terbawa oleh hawa nafsu. Maka dari itu jika kita bisa mengekang hafa nafsu maka kita akan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

Kita juga harus tahu bahwa hawa nafsu itu bersumber dari empat hal yaitu :

  1. Sering melanggar larangan Allah
  2. Sering berbuat baik tapi bukan karena Allah, melainkan hanya ingin terlihat baik, hanya iingin dilihat orang dan ingin mendapatkan pujian dari orang, ingin disanjung dan lain-lain.
  3. Suka membuang buang waktu dengan percuma
  4. Malas untuk mengerjakan perintah Allah

Maka dari itu kita harus bisa menahan amarah, menahan hafa nafsu, kita harus bisa mengatasinya dengan cara mengisi jiwa kita dengan ilmu yang bermanfaat. Menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya, baik bersumber dari Al-qur’an atau yang bersumber dari Hadits Rasulullah SAW.

Bagaimanapun nafsu adalah nafsu yang cenderung mengikuti ajakan setan dan itu sifat yang sangat buruk. Amal yang dikerjakan oleh nafsu tidak ada batasannya. Tetapi jika alaman dan perbuatan itu adalah atas karunia Allah, maka seseorang itu juga akan mengerjakan perbuatan baik dengan tidak merasa bosan. Maka agar kita tidak dikuasai oleh nafsu kita harus berpasrah diri, dan menyerahkan semua urusan kita kepadaNya.

 

Berita Terkait
Baca Juga: