Pandemi mebuat keadaan hatiku serba tak menentu, perasaan menjadi serupa dengan cuaca belakangan ini yang terkadang mendung terkadang cerah. Semangat dan motivasi aku jalani berkat kedua malaikatku yang begitu manis. Efek sakit hati terhadap pasangan yang sudah tidak peduli membuat hari-hari semakin suram dilalui. Bibir sulit mengungkapkan dengan kata-kata, namun tidak sedikit orang sudah paham akan hal itu.
Tak hanya masalah ekonomi, urusan hati terkadang turun naik, kadang membuat bahagia kadang juga tak sesuai harapan. Kekosongan dan juga keterasingan silih berganti mengisi aktivitasku sehari-hari. Beruntung ada malaikat malaikatku yang begitu ceria, sehingga mampu mengusir semua gundah gulana. Meski hanya sementara namun kehadirannya sangat memberikan harapan yang baik untuk menyongsong hari esok.
Perasaan lega saat ada seseorang yang bisa diajak berbicara dengan baik, membuat aku bisa bernafas dalam-dalam dan mengeluarkanya perlahan. Suara indah tawanya yang begitu renyah selalu membuat hati rindu, membuat terasa dekat dalam jiwa. Tenangkan hati dengan selalu mengucap syukur atas nikmat yang selalu diberikan kepadaku. Terima kasih pada pertemuan dan tentu akan ada rasa kehilangan, baik pada orang lain atau pada diri sendiri, namun harus tetap bertahan dan kuat.
Sungguh menyedihkan apabila peristiwa cerai sampai terjadi, karena akan banyak sekali memakan korban. Tentu saja korban pertama karena egoisme orang tua dan bisa berakibat anak-anak patah hati dan hancur sehingga ibarat laying laying putus talinya akan dihembuskan oleh angin yang tidak tentu arahnya, kemudian akan tersangkut di pepohonan dan bisa juga akan masuk ke sungai atau ke dalam jurang yang sangat terjal.
Kalau aku piker-pikir sungguh manusia itu aneh, karena logikanya apabila sudah hidup bersama selama bertahun tahun itu seharusnya sudah lebih mendalami sikap pasangannya, dan tentu harus menerima sikap pasangannya itu apa adanya, dengan kelebihan dan juga kekurangannya. Tetapi banyak kejadian yang malah sebaliknya yaitu jarak suami dan istri semakin melebar, sungguh kasihan.
Jika masih bisa bertahan dengan sisa-sisa rasa yang masih ada pertahankan, kesalahpahaman dalam sebuah rumah tangga wajar, namun demi untuk menjaga perasaan malaikat malaikat kecil, kokohkan kembali rasa saling menyayangi buang ego dan pasti tidak akan pernah sekalipun terbersit ingin berpisah.
Sejak aku merasakan ketidak adilan sering mengakrabi hidupku, aku sering bersikap pura-pura bahagia dan menerima semua kekurangannya, walaupun terkadang tirai jahat di langit nalarku ingin meninggalkannya. Nyatanya itu bukan pilihan dan aku terpaku dengan memandangi wajah-wajah lugu mereka. Rahasia dari rasa yang kualami karena seseorang itu, yang mampu menahan dan mendengar isak tangisku, membuat bibir ini bisa tetap senyum tulus.
Betapa aku tau rasanya tersakiti, maka lebih baik aku selalu begini bahagia dengan kepura-puraanku, semoga Allah mengampuni aku dan Allah tau alasanku berbuat begitu.