Mendengar atau menyebut kata kanker, bulu kuduk sepertinya langsung bergidik. Kanker memang telah menjadi salah satu penyakit yang mematikan. Apalagi ketika tidak segera diketahui keberadaannya dan ketika pengobatannya tidak cocok dengan kondisi masrng-masing orang yang mengidapnya. Seperti juga banyak terapi pengobatan lain, pengobatan kanker pun bersifat sangat personal.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki, seluruh bagian tubuh ini bisa terkena penyakit kanker. Itu terjadi karena memang seluruh tubuh kita mengandung sel-sel. Kanker itu terjadi ketika adanya pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker.
Karena seluruh bagian tubuh bisa terkena kanker, penyakit ini pun menempati urutan ketiga penyakit mematikan yang tidak menular setelah jantung dan stroke. Data yang dilansir dari situs Pikiran Rakyat, kanker serviks saja sudah menyebabkan satu kematian setiap jamnya di Indonesia.
Dari berbagai terapi pengobatan kanker, radioterapi atau terapi radiasi adalah salah satu teknik yang digunakan di bidang kedokteran. Radioterapi menghancurkan sel kanker secara lokal regional, sedangkan kemoterapi itu sistemik semua tubuh.
Radioterapi dilakukan untuk menghancurkan rantai DNA tumor secara genetika dan biologi molekuler. Bila sel kanker tidak bertumbuh, itu sudah merupakan hal baik. Lebih baik lagi, sel kanker itu bisa mengecil dan lama-kelamaan menghilang.
Penyembuhan bukanlah hal yang tidak mungkin bagi pasien kanker, asalkan proses pengobatannya tepat. Apalagi dengan kecanggihan teknologi di bidang kedokteran, radioterapi bisa memberikan kesembuhan.
Radioterapi adalah personalized medicine karena setiap pasien yang membutuhkan radioterapi membutuhkan radiasi yang berbeda. Setiap kasus berbeda dan tidak setiap pasien mendapatkan dosis yang sama.
Pasien dengan kanker serviks biasanya diradiasi selama 25 kali ditambah 3 kali radiasi dalam. Pasien dengan kanker nasofaring diradiasi 35 kali dan pasien dengan kanker payudara biasanya 25 kali. Terapi yang diberikan dokter disesuaikan kebutuhan masing-masing pasien sehingga bisa tepat dosis.
Pertanyaan yang sering muncul dari pasien kanker atau keluarganya adalah tentang makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. Kabar baiknya, pasien kanker bisa mengonsumsi apa saja! Meskipun begitu, tetap ada prasyarat yang sebenamya berlaku untuk kita semua.
Pasien kanker bisa makan apa saja asalkan yang sehat, alami, tanpa bahan pengawet, dan bahan kimia lain. Sebab, jika banyak larangan, pasien justru jadi stres dan memperburuk penyakitnya. Pasien disarankan agar mengolah makanannya sendiri supaya menjamin makanan itu sehat. Meskipun begitu sebaiknya pasien agar berkonsultasi dengan dokter gizi supaya diberikan panduan makan yang sehat.
Selain bebas mengonsumsi berbagai jenis makanan agar pasien atau penderita bebas dari stres. Pasien kanker harus siap mental dan pasrah menjalani pengobatan yang memang membutuhkan waktu lama.
Sudan tahu ada penyakit, jangan terlalu dipikir. Yang penting jalani pengobatannya dengan baik. Pasien yang terlihat easygoing, tetap happy, efek pengobatannya lebih bagus. Kalau dipikirkan terus sampai malah stres.
Selain itu dianjurkan kepada masyarakat agar menjalankan pola hidup CERDIK untuk mencegah risiko terkena kanker yang dicanangkan oleh pemerintah. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek telah menyatakannya sejak beberapa tahun yang lalu.
CERDIK merupakan singkatan dari pola hidup sehat yang sebaiknya dijalam masyarakat. Kepanjangannya adalah Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.