Saudaraku yang seiman, disini akan kita bahas tentang rasa cinta dan rindu terhadap seseorang yang bukan mahrom, tentu saja hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama. Apakah rindu terhadap seseorang yang bukan mahrom itu dosa? Kalau memang itu dosa lalu solusinya apa? Ya karena rindu dan cinta itu datang diluar nalar kita sebagai manusia. Dan kalau boleh kita memilih mungkin tidak mau kita merindukannya.
Cinta memang rasional dan cinta bukanlah irrasional, sangat masuk diakal, dan akal kita tidak bisa menerima kalau cinta itu sebenernya tidak masuk akal, jadi cinta itu haruslah masuk diakal, karena kadang hati kita dalam keadaan kosong. Jika anda seorang wanita yang cantik dan anda juga sholeha, bisakah mencintai dan merindukan seseorang yang kejam, suka kekerasan, dikit-dikit emosian, korengan atau bau? Tentu gak bisa bukan? Nah akal paham betul itu.
Yang menjadi tidak benar adalah saat cinta dan rindu itu tidak ditempatkan pada tempat yang benar maka jadilah itu tidak rasional. Karena ceritanya sudah kena panah asmara jadi klepek-klepek, dan jatuh cinta yang salah, jadi ada kecenderungan, kekaguman, menentukan dan menjaga keabadian cinta itu sendiri. Kita harus sadar kapan kita akan mencintai, kalau kita tidak berakal kita tidak melalui proses, itu bohong kalau tiba-tiba kita bisa langsung mencintai dan rindu. Kalau seorang yang butapun pasti mendengarkan dulu, apalagi kita punya mata dan pernah melihat.
Benar cinta itu datang dari Allah, pemberian Allah dan dititipkan kepada semua makhlukNya. Jadi jika seseorang itu tidak mempunyai cinta maka jiwanya akan cacat, jadi benar kita harus mempunyai cinta, tapi bukan cinta yang diiringi dengan syahwat kepada lawan jenis. Jika cinta diiringi dengan syahwat itu akan sengsara nantinya dan itu senengnya hanya sesaat. Tapi jika cinta diiringi syahwat dan syariat maka puncaknya adalah keindahan.
Maka benar cinta datang tidak dengan serta merta, cinta diawali dengan kekaguman, kemudian cenderung dan mulai fokus sama seseorang, baru ambil keputusan untuk mencintai dan merindukan, tapi itu setelah melalui proses, jadi rindukan dan cintailah seseorang setelah menjadi halal. Jangan menindaklanjuti kerinduan itu dengan keharaman, jadi jika rindu tumpangi ia dengan do’a, jangan kemudian komunikasi makin intim, perangi rindu dengan berdo’a dan makanya perangi selalu hawa nafsu, tahan cinta dan rindu karena itu akan menjadi maksiat. Jika seseorang mati dalam melawan hawa nafsunya maka dia akan mati syahid.
Jika rindu datang tepis baca istighfar karena belum waktunya, jika seseorang itu melawan rindunya dan kemudian mati, maka matinyapun dalam keadaan jihad, jihad melawan hawa nafsunya dan orang itu akan mendapat pahala dan bukan dosa, dan memang mencintai , rasa cinta bukanlah dosa, jadi mencintai dan merindukan seseorang yang bukan mahrom bukanlah sebuah dosa, akan tetapi jika mencintai dan merindui seseorang kemudian melakukan sesuatu yang dimurkai Allah maka itu adalah sebuah dosa. Wallahu a’lam bis shawwaab.