Saya mendampingi UAS sowan Maulana Habib Lutfi Bin Yahya, Pekalongan. Tidak menduga ternyata Habib Luthfi sangat senang dan memeluknya dengan memanggilnya Syaikh Abdus Shamad. Dari detik itulah Habib Luthfi Bin Yahya memproklamirkan harus memanggil dengan panggilan Syaikh Abdus Shamad (tidak boleh dipanggil Ustadz lagi, karena seperti tidak ulama NU, kata Habib Luthfi).
Satu jam lebih membanggakan Syaikh Abdus Shamad, Habib Luthfi Bin Yahya sangat mengharap kepada Syaikh Abdus Shamad untuk siap ikrar membesarkan NU. Kader NU yang sudah kapabel dan punya segalanya, bahkan tidak hanya ilmu yang mumpuni, tapi nasab yang tinggi dari kakeknya Syaikh Abdurrahman, ulama Riau, seorang mursyid Thariqah Syatthariyah di Sumatra.
Sekalipun Syaikh Abdus Shamad, sebelumnya telah baiat dua thariqah, Syatthariyah dan Naqsyabandiah, namun Habib Luthfi Bin Yahya menyarankan mengamalkan wiridan thariqah Naqsyabandiyah dan membaiatnya lagi.
Syaikh Abdus Shamad juga didukung sepenuhnya dalam cara berdakwah yang bisa menjawab permasalahan Salafi-Wahabi dengan hujjah yang sangat bijak dan ilmiyah. Habib Luthfi sampai bilang, “Saya backup antum sepenuhnya, siapa yang berani menghalangi…”
“Kita butuh persatuan ulama perekat umat, bukan malah cari perbedaan. Sekalipun ada orang NU yang tidak sejalan dengan antum, biarkan. Kalau NU tidak mau antum, akan saya masukkan di struktur pengurus JATMAN NU (Jam’iyah Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah). Antum siap kan?” Tanya Habib Luthfi kemudian.
Kemudian dijawab oleh Syaikh Abdus Shamad, “Hadir u’murni ya Maulana.”
Ternyata Syaikh Abdus Shamad ini, sudah bawa dari rumah map yang isinya 4 lembar kertas HVS ditulis tangan silsilah sanad Thariqah dari buku karya kakeknya yang telah ditahqiq muqabalah dengan beberapa kitab tasawuf. Rupanya Syaikh Abdus Shamad ini menyocokkan nama-nama sanad thariqah NU. Habib Luthfi sangat hafal sanad sampai Rasulullah SAW.
Kunjungan/ziarah ini menjadikan Syaikh Abdus Shamad, seperti kembali pulang ke pangkuan ulama Nahdliyin asli habitat Ahlussunnah an-Nahdliyah, terbukti diubahnya panggilan “Ustdz” menjadi “Syaikh”, baiat Thariqah dan diskusi Sanad Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah. Bismillah semoga ziarah masyikhah NU ini berkah untuk semua. Allahumma amin.
(Sumber: KH. Fadlolan Musyaffa Mu’thi)