Ibnu Rajab rahimahullah berkata: “Barang siapa menjaga (syariat) Allah di masa mudanya dan di masa kuatnya, maka Allah akan menjaga pada saat tua dan lemah kekuatannya, serta memberikan kenikmatan pada pendengaran, penglihatan, kemampuan, kekuatan dan akalnya.”
Allah akan menjaga seseorang di waktu tuanya,
jika ia selalu menjaga hak Allah di waktu mudanya.
Allah akan menjaga pendengaran, penglihatan, kekuatan dan kecerdasannya.
Sebagaimana di salah satu buku fiqh madzhab Syafi’i, matan Abi Syuja’. Dalam buku tersebut diceritakan mengenai penulis matan yaitu Al Qodhi Abu Syuja’ (Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Asy Syafi’i rahimahullah Ta’ala).
Perlu diketahui bahwa beliau adalah di antara ulama yang mati di usia sangat tua.
Umur beliau ketika meninggal dunia adalah 160 tahun (433-596 Hijriyah).
Beliau terkenal sangat dermawan dan zuhud. Beliau sudah diberi jabatan sebagai qodhi pada usia belia yaitu 14 tahun.
Keadaan beliau di usia senja (di atas 100 tahun), masih dalam keadaan sehat wal afiat.
Begitu pula ketika usia senja semacam itu, beliau masih diberikan kecerdasan.
Tahukah Anda apa rahasianya? Beliau tidak punya tips khusus untuk rutin olahraga atau yang lainnya.
Namun perhatikan apa tips beliau,
“Aku selalu menjaga anggota badanku ini dari bermaksiat pada Allah di waktu mudaku, maka Allah pun menjaga anggota badanku ini di waktu tuaku.”
Cobalah lihat, beliau bukanlah memberikan kita tips untuk banyak olahraga.
Namun apa tips beliau?
Yaitu taat pada Allah dan menjauhi segala maksiat di waktu muda.
Ibnu Rajab rahimahullah juga pernah menceritakan bahwa sebagian ulama ada yang sudah berusia di atas 100 tahun.
Namun ketika itu, mereka masih diberi kekuatan dan kecerdasan.
Coba bayangkan bagaimana dengan keadaan orang-orang saat ini yang berusia seperti itu? Diceritakan bahwa di antara ulama tersebut pernah melompat dengan lompatan yang amat jauh.
Kenapa bisa seperti itu? Ulama tersebut mengatakan,
“Anggota badan ini selalu aku jaga agar jangan sampai berbuat maksiat di kala aku muda. Balasannya, Allah menjaga anggota badanku ini di waktu tuaku.”
Namun ada orang yang sebaliknya, sudah berusia senja, jompo dan biasa mengemis pada manusia.
Para ulama pun mengatakan tentang orang tersebut,
“Inilah orang yang selalu melalaikan hak Allah di waktu mudanya, maka Allah pun melalaikan dirinya di waktu tuanya.”
(sumber : hajinews)