Stroke masih menjadi masalah utama kesehatan bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 15 juta kasus Stroke baru setiap tahunnya di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia, prevalensi Stroke berdasarkan Riset Dasar Kesehatan 2013 sebesar 12,1 per seribu penduduk. Berbicara soal pencegahan, para ahli mengungkap beberapa cara yang bisa mengurangi risiko kejadian kardiovaskular ini.
Dua cara yang paling efektif adalah konsumsi makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur. Salah satu faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam hal pertama adalah mengelola asupan garam. Konsumsi garam yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama tekanan darah tinggi, penyebab utama Stroke.
“Sebagian besar garam yang kita makan ‘tersembunyi’ dalam makanan olahan seperti makanan siap saji, keripik, kacang-kacangan, kue, dan biskuit, serta daging olahan,” kata Charity Stroke UK, seperti dilansir laman Express, Ahad (22/5/2022).
Stroke UK merekomendasikan setiap orang untuk menghindari penggunaan garam ketika memasak atau makanan. Sebagai gantinya, bisa menggunakan jahe segar, perasan jeruk lemon, cabai, herba, dan rempah-rempah dalam membumbui makanan.
“Beberapa orang menggunakan produk garam rendah sodium untuk membantu mengurangi garam. Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter umum atau apoteker sebelum menggunakannya, karena tidak cocok bagi mereka yang punya masalah ginjal dan mereka yang menggunakan obat yang memengaruhi kadar kalium,” kata Stroke UK.
Faktor risiko lain untuk Stroke termasuk kebiasaan gaya hidup seperti merokok dan minum alkohol. Terlepas dari pedoman yang diterima secara luas bahwa asupan garam harus dijaga seminimal mungkin, Korea Utara malah berusaha meningkatkan asupan garam mereka dalam upaya memerangi Covid-19.
Obat kumur
Tidak seperti kebanyakan negara yang melawan Covid-19 dengan vaksin, negara pimpinan Kim Jong-un tersebut merekomendasikan warganya berkumur dengan air garam. Seribu ton garam dilaporkan telah dikirim ke Pyongyang untuk membuat “larutan antiseptik”.
Selain berkumur air garam, Korea Utara juga merekomendasikan pengobatan alternatif untuk mengobati Covid-19 seperti minum teh herbal dan mengonsumsi ibuprofen. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa berkumur dengan air garam dapat membantu memerangi virus flu biasa, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa air garam dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati Covid-19.
Korea Utara memiliki sistem kesehatan yang jauh lebih lemah daripada negara lain dan tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk melawan virus. Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah menolak tawaran bantuan dari China dan Korea Selatan, keduanya menawarkan dosis vaksin.