
Banyak yang berpikir bahwa kehidupan di pesantren selalu identik dengan disiplin dan keterbatasan, terutama dalam hal makanan. Namun, di sebuah pesantren modern terkenal di Bandung, yaitu Pesantren Al Masoem Bandung, suasana dan pengalaman santri jauh lebih kompleks dari sekedar aturan ketat dan menu terbatas. Pesantren ini adalah bagian dari boarding school di Bandung yang memberikan perhatian lebih kepada aspek pendidikan, kesehatan, dan nutrisi santrinya.
Santri di Pesantren Al Masoem tidak hanya belajar agama, tetapi juga menjalani program pembelajaran yang seimbang antara ilmu agama dan sains. Seiring dengan itu, pola makan yang sehat dan bergizi pun menjadi fokus utama untuk mendukung kegiatan belajar. Namun, ada fenomena yang menarik: beberapa santri mengalami kenaikan berat badan yang signifikan. Apa yang sebenarnya terjadi?
Hidangan yang disajikan di Pesantren Al Masoem terkenal lezat dan bervariasi. Setiap harinya, santri disuguhkan dengan menu bergizi yang terbuat dari bahan-bahan lokal dan segar. Piring nasi yang selalu terisi penuh seakan memanggil setiap santri untuk menghabiskannya. Di sini, pentingnya rasa syukur diajarkan dengan sangat mendalam. Makan bukan sekadar kegiatan untuk mengisi perut, tetapi juga bagian dari menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Santri diajarkan untuk tidak menyia-nyiakan makanan yang ada, dan hal ini sering kali berkontribusi pada pola makan yang berlebihan.
Selain itu, banyak santri yang terpengaruh oleh pengalaman hidup bersama teman-teman sebaya. Ketika berkumpul, momen berbagi makanan dan menikmati hidangan bersama menciptakan ikatan emosional yang kuat. Hal inilah yang seringkali membuat piring nasi terasa lebih menarik. Saat berkumpul dengan teman-teman, nafsu makan mereka pun bisa meningkat, dan tanpa disadari, piring nasi mereka pun cepat kosong.
Kenaikan berat badan di pesantren modern di Bandung ini bukan hanya persoalan makanan dan nafsu makan, tetapi juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup. Banyak dari mereka yang sebelumnya tidak terbiasa dengan rutinitas padat yang melibatkan aktivitas fisik—sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kerja sama di dalam komunitas. Meskipun ada aktivitas yang membantu membakar kalori, lingkungan yang memanjakan dengan makanan enak seringkali menjadi penghalang untuk mencapai keseimbangan yang ideal.
Namun, ada sisi positif dari fenomena ini. Kenaikan berat badan dapat menjadi cerminan dari kecukupan gizi dan kesehatan yang baik. Di Pesantren Al Masoem, para pengasuh dan pendidik selalu berupaya untuk menciptakan atmosfer yang positif, di mana santri tidak hanya merasa nyaman tetapi juga dapat bersyukur atas keberadaan makanan yang berkualitas. Setiap kali mereka melahap hidangan di piring, ada rasa syukur yang menghampiri bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung perjalanan mereka sebagai pelajar.
Dalam konteks pendidikan di boarding school di Bandung seperti Pesantren Al Masoem, pentingnya keseimbangan antara belajar dan hidup sehat harus tetap menjadi perhatian. Kenaikan berat badan yang dialami oleh santri mungkin menjadi tantangan tersendiri, namun selain itu ada nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan keindahan hidup yang diambil dari setiap momen yang mereka alami di pesantren. Hal ini menciptakan perjalanan spiritual dan fisik yang tak ternilai, serta menjadikan mereka generasi yang penuh rasa syukur menghadapi dunia yang lebih luas.